Senin, 12 Mei 2008

VISI BISNIS SEKOLAH TUNAI


SEKOLAH TUNAI
BRAND, VISION & MISSION

Brand : Sekolah Tunai
Positioning : Sekali bayar sampai lulus

Vision :
Menjadi merek gaya hidup bersekolah – yang hadir di setiap kota bisnis

(New York, Washington, California, Texas, Chicago, Boston, San Francisco, Miami, Seattle, Sydney, Melbourne, Adelaide, Tasmania, Belgium, Paris, Milano, Roma, Munich, Aachen, Madrid, Amsterdam, London, Helsinki, Otawa, Toronto, Tokyo, Hongkong, Singapore, Shanghai, Beijing, Bangkok, Kuala Lumpur, Dubai, Manila, Jakarta, Seoul, Taipei, New Delhi, Mumbai,Copenhagen)


Mission :

· Melayani jasa administrasi sekolah bagi Platinum Society
· Menjadi mitra strategis dalam penyebaran kekayaan dari golongan kaya kepada golongan lemah melalui pendirian, akuisisi dan pemberdayaan UMKM
· Memberikan manfaat seoptimal mungkin kepada pihak yang berkepentingan untuk menciptakan masyarakat berkemakmuran.
Target Market & Market Share


Target Market
· Korporat (sekolah elit mulai SD, SMP, SMU dan universitas)
· Ritel (Platinum Society, Private Banking Consumer)


Market Share
Lebih dari Rp 15 triliun per tahun untuk market dalam negeri
· Yaitu WNI yang belajar di luar negeri
(asumsi 10.000 siswa @ USD 50.000 = USD 500 juta
biaya pendidikan tingkat SD, SMP,SMU dan universitas
antara USD 40.000 – USD 150.000
· Ditambah WNI yang belajar di dalam negeri
(asumsi 100.000 siswa @ Rp 100 juta = 10 triliun
biaya pendidikan tingkat SD, SMP, SMU dan universitas favorit
antara Rp 60.000.000 – Rp 700.000.000

Market share ini akan jauh lebih besar lagi angkanya seiring dengan keberhasilan Sekolah Tunai dalam melakukan edukasi ke pasar. Apalagi ketika tren tersebut benar-benar datang maka untuk pasar dalam negeri bisa mencapai angka Rp 50 triliun per tahun ajaran baru.

Semua mungkin dan lebih mudah kalau kita membandingkan Sekolah Tunai dengan perbankan, asuransi maupun model bisnis keuangan lainnya. Mari jadikan ini bisnis nyata produk asli dalam negeri sebagaimana VISA dan Mastercard-nya Amerika.

Selamat datang Sekolah Tunai.

Salam,

Ahmad Sragiy

Tidak ada komentar: