Senin, 12 Mei 2008

BISNIS KEUANGAN TERBESAR


SEKOLAH TUNAI
Business for Platinum Society Only

DASAR PEMIKIRAN

Berdasarkan survey jumlah orang kaya dan super kaya di Indonesia tidak lebih dari 1.340.000 jiwa dengan total kekayaan Rp 1.025 triliun. Angka ini hanya mencatat jumlah orang yang masuk kategori high net worth individuals (HNWIs) dengan nilai tabungan di bank minimal Rp 100.000.000,- dan angkanya disinyalir terus bertambah setiap tahunnya. Dilihat dari kuantitas tidak banyak tetapi daya belinya seperti tak terbatas. Diantaranya sekitar 20.000 jiwa mempunyai aset finansial di atas Rp 10 milyar sampai triliunan (sumber : Morgan Stanley). Kelompok ini di Indonesia populer dengan sebutan Platinum Society. Pendidikan bagi kelompok ini adalah utama.

Orang kaya dan super kaya yang dikenal dengan istilah high net-worth individuals (HNWIs) dan ultra high net worth individuals di seluruh dunia berjumlah 9,5 juta jiwa yang tersebar di beberapa kawasan, Amerika Utara 2,8 juta jiwa, Amerika Latin 0,3 juta jiwa, Eropa 2,6 juta jiwa, Asia Pasifik 3,3 juta jiwa dan Timur Tengah 0,6 juta jiwa. Jumlah keseluruhan aset finansial kelompok ini USD 37,2 triliun. Pertumbuhan HNWIs ini tiap tahunnya sebesar 6,5 % bahkan lebih besar lagi, terbukti tahun 2007 ini pertumbuhan terbesar sepanjang 10 tahun terakhir yaitu 11,4% (sumber : World Wealth Report 2007 disusun oleh Merrill Lynch&Co dan Capgemini Group).

Sekolah bukan lagi hanya sekedar tempat belajar tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan status sosial bagi Platinum Society.

Jumlah sekolah elit di Indonesia semakin banyak. Biaya pendidikan mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Jumlah pelajar sekolah elit di Indonesia (SPP di atas Rp 2 juta per bulan) tiap tahun ajaran baru lebih dari 100.000 siswa untuk semua level pendidikan. Disini tercatat sekolah-sekolah elit seperti, Pelita Harapan, JIS, SIS, PI Global School, Raffles International Christian School, Ciputra, Binus, High Scope, Tiara Bangsa, Bina Bangsa, Global Jaya, dan masih banyak lagi. Untuk program S-1 (biaya minimal Rp 5 juta per smtr) ada nama-nama Pelita Harapan, Swiss German University, Prasetya Mulya, President University, Binus, Petra, Monash College dan masih banyak lagi. Nilainya lebih dari Rp 10 triliun untuk semua level dari SD sampai universitas, setiap tahun ajaran baru.


Tiap tahun lebih dari 10.000 pelajar Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk belajar, mulai dari level SD, SMP, SMU dan universitas. Nilainya lebih dari USD 500.000.000 (sekitar Rp 5 triliun) untuk semua level setiap tahun ajaran baru, sehingga total dana sekolah anak di dalam dan ke luar negeri Rp 15 triliun tiap tahun untuk kelompok kelas Platinum Society.

Di negara manapun sistem administrasi sekolah masih konvensional dalam arti komponen biaya pendidikan terdiri dari uang pangkal, biaya bulanan/catur wulan/semester yang dibayarkan selama menempuh pendidikan.

Mampu merekrut 10 % saja dari mereka untuk sekolah melalui sistem ini berarti kita akan mengelola dana Rp 1,5 triliun tiap tahun. Dengan demikian market share baik di dalam negeri maupun di luar negeri akan bisnis ini bisa mencapai angka USD 150 milyar per tahun ajaran baru.

Sebuah angka bisnis yang sangat fantastik bukan? Modalnya tidak lebih besar dari mendirikan sebuah sekolah dasar. Ini adalah sebuah sistem pembayaran sebagaimana VISA dan Mastercard itu bukan bank, Western Union juga bukan bank namun sebuah sistem jasa yang berkaitan dengan keuangan. Anda ingin merealisir ide ini bersama saya...?

Mudah-mudahan sistem ini segera terealisir dan membawa keberkahan kepada stakeholdernya. Amien.


Salam,
Ahmad Sragiy

Tidak ada komentar: